TAUSIYAH PROF. M. QURAISH SHIHAB
PADA ACARA HAUL 1000 HARI KH ABDURRAHMAN WAHID
27 September 2012
Assalaamu'alaikum warahmatulloh wabarakatuh
Dinasehatkan oleh Rasulullah SAW, kita berkumpul di suatu majlis yg oleh agama dinamai majelis dzikir. Tidak kurang dari 200 kali, kata-kata dzikir terulang di dalam Al-Quran. Objeknya bermacam-macam, salah satu di antaranya adalah berdzikir, merenung, mengingat, menyebut-nyebut tokoh2, lebih lebih yang memiliki jasa di dalam masyarakat.
Rasulullah SAW pun memerintahkan kita dengan sabdanya: “Udzkuru mahasina mautakum..” (Renung renungkanlah, ingat-ingatlah, sebut-sebutlah jasa2, kebaikan2 orang-orang mati kamu)
Karena itu kita perlu garis bawahi, acara kita ini, acara haul ini, adalah salah satu dari ajaran penting dalam agama Islam yg ditekankan oleh Al-Quran dan Sunnah.
Kalau kita berbicara tentang Gus Dur, tidak mudah membicarakan tokoh ini, karena tdk mudah menemukan kunci kepribadian almarhum. Bahkan bisa terkesan bahwa ada semacam kontradiksi dari sikap2 beliau. Beliau itu serius, tetapi suka bercanda. Dalam hal2 serius, seringkali kita dengar Gus Dur berucap “gitu aja kok repot”. Serius dan bercanda bertolak belakang, tetapi tidak harus dipertentangkan.
Gus Dur seorang yg sangat rasional, tetapi dlm saat yg sama, beliau percaya supra rasional, yang terkadang bagi orang-orang yg tdk mengerti, dinamakan irasional. Bertolak belakang. Gus Dur almarhum seorang demokrat, senang bermusyawarah, tetapi dalam saat yang sama, bisa terkesan, karena kuatnya kepribadian beliau dan kuatnya cara2 beliau untuk mempertahankan pendapatnya, terksean bahwa dia otoriter.
Gus Dur--Allahu yarham-- seorang yg berpijak di bumi indonesia, melihat jauh ke depan tetapi dalam saat yang sama tidak pernah tidak menoleh ke belakang.
Gus Dur bukan saja mengumandangkan dan mempraktekkan ungkapan yg dikenal oleh agamawan , dengan "al muhafadzhotu alal qadimis shalih wal akhdzu bil jadidil aslah", tetapi Gus Dur lebih dari itu. Bukan hanya sekedar "memelihara yg baik dari masa lalu serta mengambil yg lebih baik dari masa kini," beliau bukan sekedar mengambil tetapi mempersembahkan yg orisinil baru dari Gus Dur.
Karena, dalam dua tanda petik, pertentangan2 ini, maka sikap masyarakat terhadap Gus Dur juga berbeda. Ada yg sangat mengagumi Gus Dur, tapi ada juga yg tidak faham tentang Gus Dur itu mempersalahkan Gus Dur.
Dalam pandangan agamawan dan ilmuwan, kalau anda menemukan satu orang yg sikap masyarakat kontradiktif terhadapnya, maka ketahuilah bahwa yg bersangkutan adalah seorang yang genius.
Dan krn itu, agama mengingatkan agar yg terlalu senang jgn melampaui batas dalam kesenangannya, dalam cintanya. Dan yg tdk senang jangan melampaui batas dalam kebenciannya.
Rasul saw bersabda, menyangkut Sayyidina Ali karramallohu wajhah, ada yang sangat-sangat mengagungkan beliau, melebihi kedudukan beliau. Dan ada juga yg membenci beliau..
Rasul saw bersabda, ya Ali, yahliku fika alrajulan. ada dua kelompok manusia yg binasa menyangkut sikapnya terhadap engkau. Yang pertama terlalu cinta kepadamu, dia binasa karena terlalu cinta melebihi batas, dan yang kedua terlalu benci kepadamu..
Kita ingin menempatkan gusdur pada tempatnya yang sebaik-baiknya. Kita tidak ingin terjadi kecintaan kita mengantar kita kepada syirik. Tapi dalam saat yg sama kita tdk ingin ketika kita tidak sependapat dgn beliau menuduh beliau dengan tuduhan2 yang tidak benar.
Memang, kata para pakar, bisa jadi...bisa jadi..Kalau menurut ukuran akal, itu mustahil, tetapi bila kita menggunakan hati, maka itu tidak mustahil.
Seorang yang mencapai kedudukan akal yang sehat, tdk mungkin baginya memadukan dua hal yg bertolak belakang. Tetapi seorang yang mencapai puncak akal dan puncak kesucian jiwa, dia dapat mencapai dan menggabung dua hal yang bertolak belakang.
Itu sebabnya, sejak dulu ada filosof-filosof yang berkata, sebenarnya bisa jadi ada orang yang berjalan di sungai, tapi dalam saat yg sama dia berhenti..
Al quran menyatakan..“wama romaita idz romaita walakinnalloha roma.."bukan engkau yg melempar pada saat engkau melempar, tapi Allah yg melempar. " Dua hal yg bertolak belakang.
Karena itu ketika kita menemukan dalam ide-ide dalam pemikiran2 Gus Dur, faham pluralisme sebenarnya itu lahir dari pandangan akal yg digabung dengan pandangan hati yang suci.
Itu sebabnya sufi-sufi besar, yang sebahagian mereka disalahpahami pendapat2nya itu, berdendang, ada yg berkata: “Sekali engkau melihat saya beribadah kepada Tuhan di masjid, dan di kali lain engkau melihat saya di gereja. Sekali engkau saya puja, dan di kali lain, engkau memuja saya. Sekali aku menyembah kepadamu, dan di kali lain engkau menyembahku." itu kata Ibnu Al 'Arabi.
Hal yang bertentangan, tetapi sebenarnya bagi yg faham itu tdk harus dipertentangkan.
Gus Dur dgn faham pluralismenya ada yang salah faham. Padahal kalau kita merujuk pada Al-Quran, kita merujuk pada Sunnah Nabi saw kita menemukan itu sangat sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Nabi.
Kalau kita baca surat perjanjian Nabi kepada kelompok Kristen Najran, boleh jadi ada orang yang gak percaya itu. Saudara tahu, antara lain dikatakan disana, " bahwa umat Islam harus membantu umat Kristen kapan dan dimanapun, sehingga jika mereka membutuhkan dana untuk membangun gereja2 mereka, hendaklah dia dibantu bukan sebagai hutang, tetapi sebagai bantuan yg tulus.”
Itu perjanjian Nabi. Yang semacam itu yang difahami oleh Gus Dur. Bagi orang yg tidak faham sejarah, dia katakan, oh ini melanggar.
Karena itu sangat wajar jika kita kembali kepada fikiran2 Gus Dur. Sangat wajar apabila kita teruskan fikiran2 beliau, apalagi dewasa ini.
Gus Dur berpijak masa kini, tetapi menoleh ke belakang, sekaligus memandang jauh ke depan. Terkadang pikiran2 beliau melampaui masanya, sehingga nanti setelah beliau pergi, masa berubah, baru orang sadar, oh itu dulu Gus Dur benar ketika itu.
Disitulah Gus Dur bagaikan mendendangkan syair yang menyatakan :
"Sayadzkuruni qaumi idza jadda jidduhum wafil lailati dzulma'i yuftaqadul badru": umatku/kaumku akan mengingat-ingat saya pada saat krisis mereka, dan memang purnama dicari-cari waktu gelapnya malam.
Allah yarham Gus Dur. Semoga Allah menempatkan beliau di tempat yg sebaik-baiknya "
Wassalaamu ’alaikum warahmatulloh wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar