Senin, 11 April 2016

Surat Untuk Bapak (Oleh : Yenny Wahid)

Surat Untuk Bapak 
(Oleh : Yenny Wahid)


“Bapakku tercinta, tak terasa 5 thn lebih Bapak telah meninggalkan kami.”
“Begitu banyak hal yang terus kukenang tentangmu.”
“Aku ingat, dulu ketika Bapak mencalonkan diri menjadi Presiden, aku ragu.”
“Ragu Karena Bapak tidak bisa melihat, bgm mungkin Bapak bisa memimpin tanpa penglihatan?”
“Namun, seperti Abdullah bin Umar, kebutaanmu adalah anugrah bagi negeri ini.”
“Karena dengannya mata batinmu jadi bercahaya, dan lisanmu menjadi tajam menyuarakan kebenaran.” 
“Justru kami yang sempurna penglihatannya, Pak, kadang tak mampu bedakan mana yg benar dan salah.”


“Bapak, minggu lalu adalah tahun baru Imlek.”
“Aku ingat ketika Bapak mengeluarkan aturan membolehkan perayaan imlek, ada sedikit kalangan yg mencibir.”
“Sama seperti ketika Bapak perintahkan banser jaga gereja. Orang2 itu berkata Bapak hanya lindungi kelompok minoritas.”
“Mereka lupa, ketika zaman Orde Baru, Bpk brjuang bg kelompok mayoritas yg ditekan, sampai Bapak sendiri harus jd korban.”
“Bpk tercinta, terimakasih telah ajari kami, kaidah agama yg kita anut adlh agama yg cinta damai & mengasihi seluruh alam.”
“Makin bnyk masyarakat yg hafal Qur’an & Hadist, namun sayang masih ada yg senang mengkafirkan org lain.”

“Bapak, justru setelah kau pergi, aku masih melihatmu di mana-mana. Di kaos dan kalender yang banyak dijual orang,”
“Di spanduk dan iklan di layar kaca ketika musim kampanye tiba. Bersanding dengan logo-logo partai dan foto calon Presiden”
“Padahal sebagian dari mereka justru adalah orang2 yg nilai politiknya berbeda dari dirimu.”


“Pak, sungguh kami rindu leluconmu. Tak ada lagi yang bisa marahi DPR & politisi. Bahkan anak TK pun tidak mau lagi disamakan dengan mereka.”
“Kalau Bpk masih ada, mungkin Bpk berkata : polisi kok dibilang bukan penegak hukum ? Pantas sekarang maling2 makin berani.”
“Merampok harta rakyat di siang hari lalu lakukan kriminalisasi agar kejahatannya terlindungi.”

“Bpk mungkin akan senang krn teman Bpk. Buya Syafii Maarif memberi nasehat kpd Presiden Jokowi agar jadi Rajawali.”
“Bapak mungkin akan menambahkan : Dik Jokowi, tangkap saja semua maling itu, gitu aja kok repot.”
“Kasihan Pak Jokowi, Pak. Begitu banyak bebannya dalam memimpin negeri. Sepertinya Beliau perlu teman untuk bicara.”
“Tolong datangi Pak Jokowi dalam mimpi agar terilhami untuk jd lebih berani, karena rakyat negeri ini butuh diayomi.”

Sumber : 
https://www.youtube.com/watch?v=zzcQhrGzkPE
http://www.gusdurfiles.com/2015/03/surat-untuk-bapak-dibacakan-mbak-yenny.html

Membaca Gus Dur Kembali, Lagi dan Lagi.
Oleh : Ayah Debay

Gus Dur sudah lama pergi tapi warisanya bisa dinikmati hingga hari ini. Banyak pelajaran yang bisa digali dengan membaca Gus Dur lagi dan lagi. Tentang demokrasi, soal toleransi sehari-hari, juga tentang politik sebagai teka-teki. Para bapak bangsa tak pernah benar-benar mati merek tak henti menyalakan inspirasi. Saat perbedaan kerap dianggap sebagai ancaman, bagaimana seharusnya kita memaknai keberagaman? – Najwa Sihab, Mata Najwa.
Rasanya, seumur hidup saya belum ada seorang manusia Indonesia yang begitu dikagumi, diikuti, dan diteladani ketika dia masih hidup bahkan setelah dia mati, melebihi seorang Gus Dur. Tak terasa, hampir lima tahun sudah Gus Dur meninggalkan kita, tetapi rasanya dia masih hidup di tengah-tengah kita. Sungguh, seorang yang berilmu dan ilmu nya manfaat dan barokah tidak pernah benar-benar mati. Hingga detik ini, Gus Dur masih sering disebut-sebut, ajaraanya masih diikuti dan diteladani, karena apa yang dia ajarkan masih sangat-sangat relevan hingga saat ini. Pada setiap hari kematianya, masih selalu diperingati oleh seluruh rakyat dari semua kalangan, bahkan disiarkan secara nasional. Kuburanya, setiap hari diziarahi oleh ribuan orang. Do’a untuk mu tak pernah terhenti.
Gus Dur, Gus Dur, sungguh mulia benar panjenengan niki? Saya nggumun, apa gerangan yang membuat mu begitu dicintai dan dirindui semua orang. Dari rakyat jelata, hingga para pemimpin dunia. Dari yang tidak bisa membaca, hingga para peraih nobel dunia.

Akhir pekan minggu kemaren, saya merasa sangat beruntung dan merasa menjadi orang paling bahagia di dunia. Di youtube ada tayangan Mata Najwa terbaru, judulnya “Belajar dari Gus Dur”. Saya kembali selalu mbrebes mili, menyaksikan semua keluarga, istri dan keempat putrinya, dan mantan orang-orang terdekat beliau mengurai kembali pelajaran-pelajaran berharga dari Gus Dur, dari berbagai perspektif yang berbeda. Walaupun, beberapa di antaranya sudah sering saya dengar, tetapi selalu ada interpestasi baru dari ajaran-ajaran dan keteladanan Gus Dur.

Oleh : Ayah Debay
Profile : https://www.facebook.com/liebedich.iev?fref=nf
Anggota Grup Sahabat Gus Dur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar