Sabtu, 25 Juni 2016

Firasat Gus Dur Sebelum Meninggal (Oleh :Erik Yulianto)

Firasat Gus Dur Sebelum Meninggal
Oleh : Erik Yulianto (Member Sahabat Gus Dur)

Ini kisah yang tak hanya mengesankan tapi mengharukan. Gus Mus bercerita bahwa sekitar seminggu menjelang berpulang, Gus Dur mampir ke kediamannya untuk bercengkerama seperti yang biasa dilakukannya sebelum hari itu untuk sekadar ngobrol ngalor-ngidul. Tak ada sikap dan cara Gus Dur yang berubah.
Jika bertemu Gus Mus, Gus Dur akan bercerita tentang situasi bangsa dan negara, keadaan NU, keadaan para kiai, dan satu hal yang tak pernah ditinggalkan Gus Dur: membawa cerita-cerita unik, menarik, dan lucu yang membuat mereka berdua dan semua orang yang mendengar terbahak-bahak.

Pada hari itu, Gus Dur bicara tentang kawan-kawan lama saat di Kairo, Mesir. Mengenang kembali perjalanan belajar dan pengembaraannya di sana. Bercerita juga tentang teman-temannya yang kemudian menjadi orang besar di negaranya, seperti Abd. Al-Qayyum yang menjadi Presiden Maladewa.
Selain cerita di kediaman Gus Mus, Gus Dur hari itu makan banyak, Semua makanan yang dihidangkan dimakan, padahal sebelumnya sulit makan sudah 10 hari. Gus Mus pun tahu selera Gus Dur yang suka makan dengan sambal pedas.
Pertemuan yang direncanakan sebentar itu ternyata sampai sekitar dua jam. Gus Dur tampak sehat dan bergairah. Tapi, sedang asyik-asyiknya ngobrol dan bercanda-ria cerdas itu, tiba-tiba Gus Dur bilang, “Gus Mus, aku harus segera berangkat ke Tebuireng, aku dipanggil Si Mbah.” Si Mbah yang disebut Gus Dur tak lain adalah sang kakek, Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari. Itulah pertemuan terakhir Gus Mus dengan Gus Dur.

Oleh : Erik Yulianto (Member Sahabat Gus Dur)
Profile : https://www.facebook.com/nur.rifqi.96?fref=nf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar