Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berkunjung ke kediaman KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) di Rembang, Jawa Tengah. Didampingi istrinya Ny Sinta Nuriyah dan putrinya, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny).
Gus Dur tiba di rumah Gus Mus di kompleks Pondok Pesantren Roudlatut Tholibien, Rembang, Kamis (2/11/2006) pukul 09.00 WIB. Selain disambut Gus Mus sebagai tuan rumah, mantan ketua umum PB NU itu disambut Ketua PC NU Pati KH Muadz Thohir; mantan juru bicara Gus Dur, Yahya Cholil Staquf; serta istri Gus Mus, Siti Fatma.
Gus Dur mengakui bahwa dirinya dan Gus Mus adalah sahabat lama. Namun, belakangan, karena repot dengan urusan masing-masing, dirinya dan Gus Mus jarang bertemu. "Jadi, ini pertemuan kangen-kangenan. Maksud saya ke sini ya untuk silaturahmi. Kebetulan, saya punya undangan halalbihalal di Jepara. Jadi, sekalian mampir," ungkap Gus Dur.
Sementara itu Gus Mus menyatakan pertemuan mereka ini sebagai pertemuan dua orang yang benar-benar manusia. "Kami seperti tadi yang didengar semuanya, hanya ngobrol sebagai manusia saja. Karena terkadang saking sibuknya dengan pekerjaan, kita lupa bahwa kita ini manusia. Yang dibicarakan hanya permasalahan profesi dan lain-lainnya. Pada pertemuan silaturahim ini, kami empan papan dan tidak membicarakan masalah politik," kata Gus Mus.
Memang, kenyataannya dalam pertemuan keduanya di salah satu ruangan Ponpes Raudlatut Thalibin berukuran tak kurang dari 5x12 meter berkarpet hijau itu lebih banyak berkisar cerita-cerita ringan seputar kehidupan sehari-hari dan canda tawa. Tak jarang, cerita kedua tokoh yang sedang temu kangen itu membuat tawa sejumlah orang yang turut mendengarkan. Tak lupa, mereka berdua bertukar cendera mata. Gus Dur memberikan cendera mata berupa buku terbarunya Islamku, Islam Anda, Islam Kita: Agama, Masyarakat, Negara, Demokrasi kepada Gus Mus. Sementara itu, Gus Mus memberikan buku Gandrung dan Lukisan Kaligrafi kepada Gus Dur.
Dalam pertemuan itu, Gus Dur mengenang semasa kuliah di Universitas Al Azhar, keduanya berkumpul setiap hari selama hampir tiga tahun. Keduanya kemudian bergulat dalam Himpunan Pemuda dan Pelajar Indonesia (HPPI) Mesir.
"Saya dan Gus Mus membuat majalah yang ditulis sendiri, dibiayai sendiri, dan diedarkan sendiri. Selalu juga merugi sendiri," kata Ketua Dewan Syura DPP PKB itu.
Gus Mus muda, kenang kiai kelahiran Jombang 4 Agustus 1940 itu adalah orang yang memiliki banyak teman bergaul. Salah satu teman Gus Mus, menurut mantan Presiden RI itu, adalah Abdullah Syukri (Pimpinan Ponpes Gontor -red). Suatu hari, Abdullah Syukri yang pintar main gitar tersebut, kata Gus Dur, naksir cewek Filipina. Abdullah Syukri kemudian mencoba menyanyi untuk meraih hati cewek tersebut.
"Gus Mus ini, setelah Abdullah Syukri menyanyi, nyeletuk somsing-somsing. Eh nggak tahunya yang dimaksud adalah some sing," tutur Gus Dur yang ditimpali Gus Mus dengan tawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar