Selasa, 22 Maret 2016

Kesan - Kesan Sahabat Gus Dur (Oleh:KH Ahmad Mustofa Bisri,KH Maimun Zubeir dll)

Mengapa Banyak yang Mencintai Gus Dur?

Oleh : KH Ahmad Mustofa Bisri
Dua hari lalu, saat Gus Mus –panggilan KH.A. Mustofa Bisri- memberikan wejangan di acara Haul Gus Dur ke-2 di Taman Bungkul Surabaya, ada pertanyaan yang beliau lontarkan. 
Mengapa begitu banyak orang yang mencintai Gus Dur ?. 
Dimana-mana ada Haul Gus Dur. Kemudian beliau mengemukakan jawaban, hal ini karena Gus Dur mencintai manusia. Tanpa memandang suku, dan agama. Bahkan terhadap orang yang membencinya sekalipun. Gus Mus kemudian menjlentrehkan pengalaman beliau saat dengan Gus Dur bertemu seorang pejabat tinggi, lalu pejabat itu menjelek-jelekkan orang yang dianggapnya membenci dan memusuhi Gus Dur. Apa yang dilakukan Gus Dur saat itu? Bukannya beliau mendukung ucapan pejabat tersebut, sebaliknya beliau berusaha menutupi kejelekan orang yang dicemooh. Dalam kehidupan sehari-hari beliau tidak pernah membatasi jam bertamu yang akan datang ke tempat beliau. Siapapun dia. Suatu saat beliau pernah menemui orang yang datang tetapi hanya ingin melihat wajah beliau. Praktis ada pemandangan lucu jika tamu tidak bicara, hanya melihat saja. Dalam sejarah, pemakaman tokoh yang banyak dihadiri oleh banyak pelayat adalah Presiden Mesir Gammal Abdul Nasher. Sekitar sepuluh juta. Kemudian Gus Dur yang tidak dapat dihitung, karena sampai detik ini masih mengalir. Gus Dur, walaupun tanpa mengobral dalil ”Walakod karromna bani Adam” akan tetapi benar-benar memahami bahwa Allah memulyakan bani Adam. Kemudian Gus Mus juga memberi pencerahan, bahwa pemahaman kaum beragama itu sebagaimana seseorang dalam jenjang pendidikan. Mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Salah satu contoh, orang Islam yang ke mana-mana menyalahkan orang lain, mencari permusuhan, dia masih dalam tahap pendidikan TK atau SD. Kita tidak boleh membenci mereka, tetapi memaafkan dan memperlakukannya dengan baik. Pada tulisan ini saya ingin menambahkan. Dalam wafatnya Gus Dur seakan masih hidup. Jargon-jargon. Syiiran dan yang berkaitan dengan Gus Dur terus membuncah di masyarakat. Bahkan setiap akan adzan lima waktu, di daerah Surabaya dan sekitarnya seakan terbang di atas rumah melalui cahaya suara.

Dikisahkan kembali oleh :
Bocah Alam
FB : https://www.facebook.com/liebedich.iev?fref=nf
Anggota Grup Sahabat Gus Dur








Gus Dur
Oleh : KH Maimun Zubeir
Sebuah pertanyaan menggantung di hati KH Maimun Zubeir, salah satu kiai sepuh NU asal Sarang Jawa Tengah. Amalan apa yang dilakukan oleh Gus Dur sehingga sampai meninggal pun orang terus menghormatinya, masyarakat berduyun-duyun tak henti-hentinya menziarahi makamnya. Boleh dikata penghormatan yang diberikan melebihi kepada ayah dan kakeknya, para pendiri dan generasi awal NU yang keduanya jug mendapat gelar pahlawan nasional.
Pertanyaan ini akhirnya menjadi diskusi bersama dengan H Nasihin Hasan, mantan ketua PP Lakpesdam NU dan aktifis LSM senior, saat kiai sepuh ini berkunjung ke rumahnya di kawasan Kebun Jeruk Jakarta.
“Saya juga kaget mendapat pertanyaan ini. Ini pertanyaan yang dalam sekali dan membuat saya berfikir, Gus Dur ada apanya, kok melebihi ayahnya, melebihi kakeknya. Kiai Maimun juga bilang, ia tahu semua tentang kakehnya, tentang ayahnya, tapi mereka berdua tidak seperti itu”
Ia menuturkan, Meskipun semasa hidup Gus Dur dan kiai Maimun selalu menghormati, tapi Kiai Maimun tak jarang berseberangan terhadap beberapa sikap Gus Dur yang dianggap nyleneh. Perdebatan intelektual biasa yang memperkaya khazanah keilmuan di lingkungan NU.
Merenunglah mereka berdua dalam kesunyian atas pertanyaan pelik ini. Akhirnya diidentifikasikanlah sejumlah sikap dan tindakan Gus Dur yang membuat ia menjadi orang besar.
Mereka berdua menemukan tiga kelebihan Gus Dur. Pertama, ia orang yang sangat dermawan atau loman. Ketika orang membutuhkan apa yang dia punya, diberikan, padahal kebutuhannya bukan main untuk keluarga.
Kelebihan kedua adalah, silaturrahmi. Kemana pun pergi, ia selalu berusaha mengunjungi teman yang dekat dengan lokasi tersebut. “Ia tidak peduli, pokoknya adal lewat, ada teman, pasti diampiri. Kalau perlu dicari orangnya,“
Karena sering berkunjung ke teman-temannya, akhirnya Gus Dur juga banyak menerima tamu di Jakarta. “Kalau dibilang zaman sahabat Nabi, Abdurrahman Wahid, banyak tamunya sehingga masak terus, sehingga banyak abunya di rumah,“
Kelebihan ketiga adalah pemaaf, “Orang tidak tahu bahwa Gus Dur pemaaf. Saya banyak kesalahan, tapi dilupakan, asal kemudian kita baik-baik, tapi kalau kita dendam, dia lebih dendam lagi.“
Suatu ketika ada Kiai yang menuduh Gus Dur pendukung zionis, Nasihin menuturkan Gus Dur tak melupakan peristiwa itu, tetapi kiai tersebut akhirnya dimaafkan dan malam diberi posisi strategis.
Kewalian Gus Dur juga bisa dilihat dari perspektif rasional. Istilah wali memang banyak dipakai di Indonesia, ada wali murid, wali sekolah, wali nikah dan sejenisnya yang semuanya berarti mewakili.
Gus Dur, merupakan wali Indonesia dalam arti yang sebenarnya, mewakili rakyat Indonesia, bahkan bukan hanya mewakili komunitas NU untuk memperjuangkan keadilan.
“Kalau sudah membela manusia yang tertindas, pasti dekat dengan Allah. Jadi jangan dilihat dari aspek, wah dia bisa ngomong dengan kuburan, kalau dia memiliki kemampuan itu, karena kemampuan dia. Saya menerjemahkannya ke sana, pembelaannya pada kemanusiaan,“ tandasnya.

Penulis: Mukafi Niam, nu.or.id
Dikisahkan kembali oleh : Putra (Bocah Alam)
FB : https://www.facebook.com/groups/1610216669215200/permalink/1743987545838111/


Gus Dur Berpengetahuan Luas
Salah satu warisan gusdur yg sangat mudah namun agak sulit untuk di laksanakan yaitu...Ilmu memaklumi.....sering sekali gusdur memaklumi orang orang yg membencinya di karenakan kedangkalan ilmu para pembencinya... atas apa yg menjadi konsern beliau dalam kaitan berbangsa dan bernegara...selama hal itu tidak melanggar konstitusi!
Anak tk akan komplein kepada seorang profesor,ketika sang profesor berkata...bintang adalah benda angkasa yg bermassa sangat besar!
Lantas anak tk akan komplein dan bilang kepada profesor...kamu salah ya prof...bintang itu benda yg kecil...(pake dalil,lagu bintang kecil di langit yg biru)
Seperti itulah analogi gusdur dan para pembencinya.


Oleh : Maulana Malik (22/03/2016)
FB : https://www.facebook.com/maulana.malik.524?fref=ufi
Anggota grup Sahabat Gus Dur








Simbah Wali Kyai Haji Abdurrahman Wahid Ad Dakhil
Di sinilah Sang Humanis beristirahat. Tebaran kasih sayang yang beliau semaikan takkan pudar sepanjang masa. Tak pandang suku, agama, ras, maupun golongan semua direngkuh, diayomi dan dibimbing.


Sang Purnama tetaplah purnama. Tak peduli jasadnya disemayami ruh ataupun ditinggal oleh ruhnya. Lihatlah saat jasadnya masih disemayami ruh. Berapa banyak manfaat yang kita dapatkan. Dan kini, saat jasad itu tak lagi disemayami ruh, tetap saja memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya...
Dalam kisah Sang Wali, terdapat banyak hikmah dan suri tauladan bagi mereka yang berakal. Semoga beliau Yang Mulia senantiasa ditempatkan diantara kekasih-kekasihNya...
Ila hadlroti ruhi Simbah Wali Gus Dur wa zawjatihi wa dzurriyatihi wa furi'ihi wa silsilatihi wa muridihi wa muhibbihi syaiun lillahu lana walahum alfatihah...

Oleh : Shuniyya Ruhama (23/03/2016)
FB: https://www.facebook.com/shuniyya.ruhama?fref=nf
Anggota Grup Sahabat Gus Dur


Kagum Akan Bapak Bangsa

Sebuah truk bergambar GUS DUR Nopol AG 5492 GG bertuliskan Mina Expedition baru saja (jam 22.15 WIB) melintas pelan dijalan Tol dari Surabaya arah Gresik.
Aku sempat menyalipnya karena truk tersebut beriringan dengan truk-truk besar lainnya, namun karena aku juga melintas dengan kecepatan sedang jadi sekilas mata sempat melihatnya. Untuk memastikan penglihatanku maka mobilku berhenti sejenak dibahu jalan tol, hingga akhirnya posisiku berhasil tepat dibelakangnya.
Persis dipintu tol Tandes arah Gresik, aku berhasil mengabadikan gambar dengan jelas karena sama-sama jalan pelan untuk ambil kartu tol.
Dalam hati aku berdecak kagum, begitu bangga si pemilik truck yang menempel gambar Gus Dur sang Bapak Bangsa dengan ukuran jumbo. Beliaulah yang konsisten membawa pesan-pesan perjuangan, pesan kesetaraan, pesan anti diskriminasi. Beliaulah yang membimbing kita untuk memahami & memberikan penghargaan ditengah-tengah multikultur bangsa, Beliaulah Sang Multikultural.
Aku sempatkan menulis pesan ini usai melintas dipintu tol Kebomas Gresik, agar pesan ini segera tersampaikan. Al Fatihah....

Ditulis Oleh : Bp. Hasan Bisri (24/03/2016)
FB: https://www.facebook.com/hasan.bisri.777/posts/10204403537126863
Admin Grup Sahabat Gus Dur


Sajak Untuk Gus Dur
Oleh Anton Djakarta
Kematian adalah waktu yang membatasi eksistensi manusia
Waktu yang pernah menjadi pikiran ketika kita hidup
Waktu yang menjalani kita terbang bersama bergelut dengan kehidupan
Kematian adalah perayaan bagi sebuah pertemuan
Pertemuan dengan Tuhan dan disitulah esensi terbuka
Pada pintu yang jembar........
Manusia dan sejarah adalah persoalan akumulasi
Dan Gus Dur menjalani itu dengan baik
Akumulasi untuk menghargai bahwa kita hidup di dunia yang tidak hanya satu pikiran
bahwa kita hidup di dunia ini bersama-sama
dan bahwa kita diajarkan untuk saling mengenal perbedaan
karena perbedaan pada hakikatnya adalah melatih kecerdasan.
Gus, pikiranmu tetap konsisten walau kau kerap berlagak mengubah-ubah pendapat
Kau jalani hidup di Mesir dengan pemberontakan intelektual
kau goyang-goyangkan Indonesia dengan kegelisahan
Di kala semua orang sujud di kaki Suharto
kau menyadarkan bahwa kekuasaan tidaklah harus tunggal
Kau memainkan drama politik dengan penuh gairah
kegelisahan itu menjadikan dirimu sebagai sutradara sejarah Indonesia
Lewat kelihaianmu rakyat disadarkan bahwa sang Raja tidaklah harus menjadi pemain tunggal pembentuk segala.........
Gus, masih ingatkah kau ketika kau mencela DPR sebagai Taman Kanak-Kanak
Ya, kita sedang belajar berdemokrasi, kau hadir di masa-masa sulit untuk mengajarkan kami betapa demokrasi memang harus riuh rendah, betapa demokrasi harus menjadikan kita dewasa dan kau tetap menawarkan kegelisahan pada kami......
Gus, kau dengan berani menyatakan bahwa Indonesia bukanlah ruang tunggal untuk satu kepercayaan, Indonesia adalah ruang bersama untuk banyak kepercayaan, karena pada hakikat manusia hidup dengan pengalamannya bukan pemaksaan atas pengalaman orang lain.
Gus, kaulah yang menyadarkan kami tentang apa itu arti masyarakat
tentang apa itu fungsi negara
tentang definisi agama dan pergaulan diantara umat agama
kaulah yang membawa sinar terang bagaimana multikultural harus dijalankan
ditengah bangsa yang berbhineka bukan saja dari adat tapi juga agama...........
Dalam sakitmu, Tuhan selalu melindungimu........
Selamat Jalan Gus, Bangsa ini banyak belajar dari caramu bekerja.

Ditulis kembali oleh : Fredie 
Profile : https://www.facebook.com/fredy.tobing?fref=nf
Anggota Grup Sahabat Gus Dur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar